Rabu, 17 April 2013

Kimia Bahan Makanan


SURVEI MAKANAN ANAK SEKOLAH DASAR
Oleh :
Benifati Zebua
NIM. ACC 111 0040
 
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 menyatakan bahwa kualitas pangan yang dikonsumsi harus memenuhi beberapa kriteria, di antaranya adalah aman, bergizi, bermutu, dan dapat terjangkau oleh daya beli masyarakat (Mudjajanto, 2003). Aman yang dimaksud di sini mencakup bebas dari cemaran biologis, mikrobiologis, kimia, logam berat, dan cemaran lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.
Berbagai makanan yang dijual di toko, warung dan para pedagang keliling hampir selalu menggunakan bahan pewarna. Warna ini biasanya menyesuaikan dengan rasa yang ingin ditampilkan pada produk tersebut.
Secara umum bahan pewarna yang sering digunakan dalam makanan olahan terbagi atas pewarna sintetis (buatan) dan pewarna natural (alami). Pewarna sintetis pada umumnya terbuat dari bahan-bahan kimia. Misalnya tartrazin untuk warna kuning, allura red untuk warna merah, dan seterusnya. Kadang-kadang pengusaha yang nakal juga menggunakan pewarna bukan makanan (non food grade) untuk memberikan warna pada makanan.
Pewarna sintetis masih sangat diminati oleh para produsen makanan. Alasan pertama adalah masalah harga. Pewarna kimia tersebut dijual dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan pewarna alami. Alasan kedua adalah stabilitas. Pewarna sintetis memiliki tingkat stabilitas yang lebih baik, sehingga warnanya tetap cerah meskipun sudah mengalami proses pengolahan dan pemanasan. Sedangkan pewarna alami mudah mengalami degradasi atau pemudaran pada saat diolah dan disimpan. Masalah yang dapat timbul dari penggunaan pewarna sintetis yang tidak proporsional pada makanan dan minuman adalah dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Pilihan terbaik yaitu dengan penggunaan pewarna alami, karena menggunakan bahan alam yang tidak menimbulkan efek negatif pada tubuh. Bahan pewarna sintetis yang boleh digunakan untuk makanan (food grade) pun harus dibatasi jumlahnya. Karena pada dasarnya, setiap benda sintetis yang masuk ke dalam tubuh kita akan menimbulkan efek.

B.    Landasan Teori
Bahan Tambahan Makanan (BTM) atau food additives adalah senyawa (campuran berbagai senyawa) yang sengaja ditambahkan ke dalam makanan dan terlibat dalam proses pengolahan, pengemasan atau penyimpanan, dan bukan merupakan bahan (ingredient) utama. Sementara itu pada Undang-undang RI No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan khususnya pada Bab II (Kemanan Pangan) Bagian Kedua disebutkan bahwa yang dimaksud dengan bahan tambahan pangan adalah bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. Penggunaan bahan tambahan pangan dalam produk pangan yang tidak mempunyai resiko kesehatan dapat dibenarkan, karena hal tersebut lazim digunakan.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 235/MENKES/PER/VI/1979 tanggal 19 Juni 1979 mengelompokkan BTM berdasarkan fungsinya, yaitu: antioksidan dan antioksidan sinergis, anti kempal, pengasam, penetral dan pendapar, enzim, pemanis buatan, pemutih dan pematang, penambah gizi, pengawet, pengemulsi, pemantap dan pengental, pengeras, pewarna alami dan sintetik, penyedap rasa dan aroma, sekuestran, dan bahan tambahan lain.
Pewarna makanan merupakan bahan tambahan pangan yang dapat memperbaiki penampilan makanan. Penambahan bahan pewarna makanan mempunyai beberapa tujuan, di antaranya adalah memberi kesan menarik bagi konsumen, menyeragamkan dan menstabilkan warna, serta menutupi perubahan warna akibat proses pengolahan dan penyimpanan. Secara garis besar pewarna dibedakan menjadi dua, yaitu pewarna alami dan sintetik. Pewarna alami yang dikenal di antaranya adalah daun suji (warna hijau), daun jambu/daun jati (warna merah), dan kunyit untuk pewarna kuning. Sedangkan menurut GG Birch (1976), zat pewarna makanan terbagi dalam dua kelompok, yaitu centrified colour dan uncentrified colour. Uncentrified colour merupakan zat pewarna alami berupa ekstrak pigmen dari tumbuh-tumbuhan atau hewan dan zat pewarna mineral.







BAB II
PELAKSANAAN

A.    Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum pemeriksaan pewarna makanan adalah sebagai berikut :
1.     Mangkok
2.     Nampan
3.     Gunting
4.     Lidi
5.     Camera digital
6.     Pulpen
7.     Buku

B.    Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum pemeriksaan pewarna makanan adalah sebagai berikut :
1.     Sampel makanan dari beberapa sekolah dasar di wilayah kota Palangka Raya
2.     Air
3.     Tinta
4.     Kertas saring

C.    Prosedur Kerja
Prosedur Kerja dari praktikum pemeriksaan pewarna makanan adalah sebagai berikut:
1.     Kertas saring dipotong sesuai kehendak
2.     Kertas saring ditetesi dengan tinta, dan sampel saus dari SDN 6 Menteng, SDN 5 Menteng, dan SDN 8 Langkai.
3.     Celupkan kertas saring kedalam mangkok yang berisi air, ditunggu air hingga meresap pada kertas saring sampai ketitik sampel yang diuji coba.
4.     Angkat dan amati titik-titik tinta dan sampel apakah yang terjadi ? Apakah sama dengan spot tinta atau tidak?

BAB III
PEMBAHASAN
Zat pewarna dari sumber alami telah digunakan untuk makanan, obat-obatan, dan kosmetika. Zat pewarna alami kini telah banyak digantikan dengan pewarna buatan yang memberikan lebih banyak kisaran warna yang telah dibakukan. Zat pewarna sintetis, secara umum dapat dibagi kedalam dua golongan, yaitu zat pewarna asam, dan zat pewarna dasar. Contoh pewarna dari jenis asam adalah amaranth dan tartrazine. Sebagian besar pewarna yang dinyatakan aman untuk digunakan, dipakai sebagian pewarna makanan dan sediaan obat-obatan. Pewarna tersebut merupakan garam natrium dari asam sulfat.
Zat pewarna juga digunakan sebagai zat diagnostic, desinfektan dan, zat dalam proses pengobatan. Zat warna merah, seperti garam aluminium atau kalsium dari zat warna larut air, sering kali ditambahkan pada aluminium hidroksida, dan sering digunakan sebagai pewarna pada tablet dan gelatin pada kapsul. Stabilitas warna dari zat pewarna dipengaruhi oleh cahaya, pH, oksidator, reduktor, dan surfaktan.
Penambahan bahan pewarna makanan mempunyai beberapa tujuan, di antaranya adalah memberi kesan menarik bagi konsumen, menyeragamkan dan menstabilkan warna, serta menutupi perubahan warna akibat proses pengolahan dan penyimpanan.
Secara garis besar pewarna dibedakan menjadi dua, yaitu pewarna alami dan sintetik. Kelemahan pewarna alami ini adalah warnanya yang tidak homogen dan ketersediaannya yang terbatas, sedangkan kelebihannya adalah pewarna ini aman untuk dikonsumsi. Jenis yang lain adalah pewarna sintetik. Pewarna jenis ini mempunyai kelebihan, yaitu warnanya homogen dan penggunaannya sangat efisien karena hanya memerlukan jumlah yang sangat sedikit. Akan tetapi, kekurangannya adalah jika pada saat proses terkontaminasi logam berat, pewarna jenis ini akan berbahaya. Khusus untuk makanan dikenal pewarna khusus makanan (food grade). Padahal di Indonesia, terutama industri kecil dan industri rumah tangga, makanan masih sangat banyak menggunakan pewarna nonmakanan (pewarna untuk pembuatan cat dan tekstil).
Dari hasil praktikum dan pengamatan didapatkan data bahwa sampel (air kunyit) yang berwarna kuning adalah mengandung pewarna yang diperbolehkan sebagai pewarna pada makanan. Hal ini ditunjukkan dengan melihat hasil praktikum. Benang wool yang digunakan setelah melalui proses pengujian sampel ketika ditetesi dengan NH4OH 10 % menjadi berwarna coklat gelap (berwarna kotor). Sedangkan ketika benang wool digunakan untuk sampel berwarna merah, benang wool juga berwarna merah dan air yang digunakan pada akhir pengujian juga berwarna merah. Hal itu menunjukkan bahwa sampel yang berwarna merah mengandung zat pewarna sintesis namun masih diperbolehkan. Pada benang wool yang digunakan untuk pengujian sampel yang berwarna biru, benang wool tetap berwarna biru dan air tetap jernih. Hal tersebut menunjukkan bahwa sampel mengandung pewarna yang tidak diperbolehkan.
Pewarna bertujuan untuk memberi kesan menarik bagi konsumen, menyeragamkan dan menstabilkan warna, serta menutupi perubahan warna akibat proses pengolahan dan penyimpanan. Namun hal ini harus mendapat perhatian, dikarenakan undang-undang penggunaan zat pewarna di Indonesia belum diterapkan secara tegas, maka terdapat kecenderunga terjadinya penyalahgunaan pemakaian zat pewarna untuk produk makanan dan minuman. Misalnya zat pewarna untuk tekstil dal kulit dipakai untuk mewarnai makanan atau minuman. Hal ini sangat membahayakan bagi kesehatan karena adanya residu logam berat pada pewarna tersebut. Timbulnya penyalahgunaan ini sebagian besar disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai zat pewarna untuk makanan dan minuman, atau tidak ada penjelasan yang rinci dalam label yang melarang penggunaan zat pewarna tertentu untuk pangan. Faktor lain adalah harga zat pewarna untuk tekstil yang jauh lebih murah dibandingkan dengan harga zat pewarna makanan. Harga zat pewarna makanan memang relatif lebuh tinggi karena bea masuknya jauh lebuh tinggi daripada bea masuk zat pewarna non makanan.
Rhodamine B adalah zat pewarna yang lazim digunakan dalam industri tekstil, namun digunakan sebagai pewarna makanan. Berbagai penelitian dan uji telah membuktikan bahwa dari penggunaan zat pewarna ini pada makanan dapat menyebabkan kerusakan pada organ hati. Pada uji terhadap mencit, diperoleh hasil ; terjadi perubahan sel hati dari normal menjadi nekrosis dan jaringan disekitarnya mengalami disintegrasi atau disorganisasi. Kerusakan pada jaringan hati ditandai dengan terjadinya piknotik (sel yang melakukan pinositosis ) dan hiperkromatik (pewarnaan yang lebih kuat dari normal) dari nukleus. Degenerasi lemak dan sitolisis dari sitoplasma. Batas antar sel tidak jelas, susunan sel tidak teratur dan sinusoid tidak utuh. Semakin tinggi dosis yang diberikan, maka semakin berat sekali tingkat kerusakan jaringan hati mencit. Secara statistik, terdapat perbedaan yang nyata antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan dalam laju rata-rata pertambaan berat badan mencit.M
enurut studi yang dilakukan oleh Universitas Hokoriku, Kanazawa, Jepang. Efek Rhodamine B pada kosmetik adalah pada proliferasi dari fibroblas yang diamati pada kultur sistem. Rhodamine B pada takaran 25 mikrogram/ml dan diatasnya secara signifikan menyebabkan pengurangan sel setelah 72 jam dalam kultur.Studi ini menghasilkan bahwa 50 mikrogram/ml dalam rhodamine B menyebabkan berkurangnya jumlah sel setelah 48 jam dan lebih. Studi ini juga menyarankan bahwa zat warna rhodamine B menghambat proliferasi tanpa mengurangi penggabungan sel. Gabungan [3H] timidine dan [14C] leusin dalam fraksi asam tidak terlarut dari membran sel secara signifikan dihambat oleh 50 mikrogram/ml Rhodamine B. Rhodamine 6G menyebabkan kerusakan sel yang parah dan rhodamine B secara signifikan mengurangi jumlah sel. Rhodamine 123 tidak memiliki efek yang berarti, sedangkan. Lebih jauh lagi, rhodamine B mengurangi jumlah sel vaskuler endothelial pada pembuluh darah sapi dan sel otot polos pada pembuluh darah hewan berkulit duri setelah 72 jam dalam kultur. Sehingga tidak berlebihan jika studi ini menyimpulkan bahwa rhodamine B menghambat proses proliferasi lipo fibroblast pada manusia.
Contoh daftar Bahan pewarna makanan yang diperbolehkan digunakan di Inggris :
1.     Tartrazine, quinoline, yellow 2G, Sunset yellow FCF atau orange yellow S, carmoisine atau azorubine, amaranth, patent Blue V, ponceau 4R atau koksineal red A, eritrosin, indigo carmine, brown FK, Chocolate brown HT, black PN
2.     Warna lain, seperti :
a.      Merah Beetroot atau caramel betanin, karbon hitam atau vegetables karbon, klorofil, curcumin, riboflavin atau lactoflavin dan riboflavin-5-fosfat.
b.     Karotenoids ; ƒÑ-Karotene, ƒÒ- Karotene, ƒ×-Karotene, annatto, bixin, norboxin, capsantin atau capsorubin, licopen.
c.      Flavoxantin, lutein, kriptoxantin, rubixantin, violaxantin, rhodoxantin, canthaxantin dan antosianin.
d.     Bahan alami yang memilki efek pewarnaan sekunder seperti ; paprika, kunyit, cendana.
e.      Titanium dioksida, dan besi oksida dan besi hidroksida.
f.      Alumunium, emas, dan perak untuk pewarnaan bagian luar gula. Pigmen rubine atau litol rubine untuk kulit keju, dan metil violet untuk daging dan buah citrus.
g.     Zat pewarna alami yang telBABah diizinkan
h.     Kecuali untuk pigmen rubin, zat pewarna asam yang diizinkan dan garam dari natrium, kalsium, ka
i.       lium dan aluminium.
Selain itu ada beberapa contoh zat pewarna alami yang biasa dgunakan pada bahan makanan. Biskin, memberikan warna kuning mentega sampai kuning buah persik. Biskin dipeoleh dari pohon Bixa orellana yang terdapat di daerah tropis. Biskin sering digunakan untuk mewarnai mentega, margarin, minyak jagung, dan salad dressing. Karamel, berwarna coklat gelap hasil dari pemanasan terkontrol molase, hidrolisis (pemecahan) zat pati, dextrose, gula pasir, laktosa, sirup malt dan gula invert. Karamel terdiri dari jenis : karamel/untuk roti, biskuit dan cake serta karamel kering. Chocineal, diperoleh dari hewan coccus cacti betina yang dikeringkan ( hewan ini hidup pada sejenis kaktus di kepulauan Canary dan Amerika Selatan ), bisa memberikan warna merah. Karmin, diperoleh dengan cara mengekstrasi asam karminat dan dilapisi aluminium. Biasa digunaka untuk melapisi bahan berprotein, berwarna merah jambu Uncertified atau pewarna sintetis tidak dapat digunakan sembarangan. Di negara maju, pewarna jenis ini harus melalui proses sertifikasi terlebih dahulu sebelum digunakan pada bahan makanan. Di Indonesia peraturan penggunaan zat pewarna sintetik diatur melalui SK Menkes RI No. 11332/A/SK?73. zat pewarna sintetis dibagi menjadi tiga akelimpok yaitu FD dan C color untuk makanan, obat-obatan dan kosmetik, D&C color yang diizinkan untuk dipakai pada obat-obatan da kosmetik dalam jumlah yang dibatasi. Contoh pewarna sintetis yang bisa digunakan pada bahan makanan : F&DCRed No. 2, FD&C yellow No.5, FD&C yellow No. 6 (sunset yellow), FD&C yellow No. 4 (Panceau SX), tartrazin untuk warna kuning, blilliant blue untuk warna biru, alura red untuk warna merah.









BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Bahan Tambahan Makanan (BTM) adalah senyawa (campuran berbagai senyawa) yang sengaja ditambahkan ke dalam makanan dan terlibat dalam proses pengolahan, pengemasan atau penyimpanan, dan bukan merupakan bahan utama.
Secara umum bahan pewarna yang sering digunakan dalam makanan olahan terbagi atas pewarna sintetis (buatan) dan pewarna natural (alami). Pewarna makanan merupakan bahan tambahan pangan yang dapat memperbaiki penampilan makanan. Penambahan bahan pewarna makanan mempunyai beberapa tujuan, di antaranya adalah memberi kesan menarik bagi konsumen, menyeragamkan dan menstabilkan warna, serta menutupi perubahan warna akibat proses pengolahan dan penyimpanan.
Namun hal yang perlu diperhatikan dalam memilih makanan ialah dari segi kesehatan dan gizinya. Namun pada penelitian yang kami lakukan, kondisi lingkungan dan kebersihan makanan yang dikonsumsi oleh siswa-siswi pada Sekolah Dasar (SD) khususnya di Kota Palangka Raya sangat memprihatinkan. Jajanan sekolah sering berjejer dipinggir jalan yang bercampur baur dengan udara sekitar seperti debu kendaraan, sampah, dan polusi lainnya.
Selain itu, pewarna makanan (khususnya pada sambal) yang sering dijumpai pada jajanan anak sekolah sangat diragukan karena ada warna yang mencolok dan ada juga yang biasa.

B.    Saran
Sebaiknya kita sebagai Mahasiswa Kimia yang telah mengetahui zat-zat berbahaya, maka kita harus lebih waspada memilih makanan. Selain itu, kita juga harus memberikan informasi kepada yang lain.






Minggu, 14 April 2013

Makalah Kimia Anorganik I


MAKALAH KIMIA ANORGANIK I
IKATAN HIDROGEN

l

DISUSUN OLEH :
                             BENIFATI ZEBUA
                               ACC 111 0040


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2012

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Semua zat pada dasarnya terdiri dari atom-atom. Di alam terdapat ratusan jenis atom sesuai dengan jenis unsur alam. Atom-atom sejenis bergabung membentuk molekul unsur, sementara atom-atom yang berbeda jenis bergabung membentuk molekul senyawa. Pembentukan molekul-molekul ini terjadi karena adanya ikatan melalui gaya tarik menarik antar molekul-molekul tersebut. Dalam kimia, ikatan hidrogen adalah sejenis gaya tarik antarmolekul yang terjadi antara dua muatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan.Walaupun lebih kuat dari kebanyakan gaya antarmolekul, ikatan hidrogen jauh lebih lemah dari ikatan kovalen dan ikatan ion. Dalam makromolekul seperti protein dan asam nukleat, ikatan ini dapat terjadi antara dua bagian dari molekul yang sama, dan berperan sebagai penentu bentuk molekul keseluruhan yang penting. Ikatan hidrogen terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N, O, atau F yang mempunyai pasangan elektron bebas (lone pair electron). Hidrogen dari molekul lain akan berinteraksi dengan pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi mulai dari yang lemah (1-2 kJ mol-1) hingga tinggi (>155 kJ mol-1). Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas antara atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin besar ikatan hidrogen yang terbentuk. Ikatan hidrogen memengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar ikatan hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O), terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam florida (HF) yang seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi perbedaan elektronegativitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi daripada asam florida.





1.2  RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1.     Apa pengertian ikatan hidrogen?
2.     Bagaimana proses pembentukan ikatan hidrogen?
3.     Apa saja sifat ikatan hidrogen?
4.     Apa saja contoh ikatan hidrogen?

1.3  TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah yang mengangkat masalah ikatan hidrogen ini yaitu untuk :
1.     Mengetahui pengertian ikatan hidrogen.
2.     Mengetahui proses pembentukan ikatan hidrogen.
3.     Mengetahui sifat ikatan hidrogen.
4.     Mengetahui contoh ikatan hidrogen.

1.4  MANFAAT
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui lebih dalam mengenai ikatan hidrogen, apa itu pengertian ikatan hydrogen, bagaimana sifat dari ikatan hidrogen, bagaimana pembentukan hidrogen contoh-contoh dari ikatan hidrogen itu sendiri.







BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN IKATAN HIDROGEN
Ikatan hidrogen merupakan interaksi diantara molekul-molekul air yang terjadi akibat gaya tarik antarmolekul antara dua muatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan. Ikatan hidrogen seperti interaksi dipol-dipol dari Van der Waals. Perbedaannya adalah muatan parsial positifnya berasal dari sebuah atom hidrogen dalam sebuah molekul. Sedangkan muatan parsial negatifnya berasal dari sebuah molekul yang dibangun oleh atom yang memiliki elektronegatifitas yang besar, seperti atom Flor (F), Oksigen (O), Nitrogen (N), Belerang (S) dan Posfor (P). Muatan parsial negatif tersebut berasal dari pasangan elektron bebas yang dimilikinya. Perhatikan gambar di bawah ini :
Gambar 2.1.1 : Muatan parsial yang berasal dari atom yang memiliki pasangan elektron bebas.
Ikatan hidrogen lebih kuat dari gaya antarmolekul lainnya, namun lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen dan ikatan ion, contoh ikatan hidrogen tampak pada gambar.
Gambar 2.1.2 : Ikatan hidrogen yang terjadi antar molekul air, dimana muatan parsial positif berasal dari atom H yang berasal dari salah satu molekul air
Ikatan hidrogen dapat terjadi inter molekul dan intra molekul. Jika ikatan terjadi antara atom-atom dalam molekul yang sama maka disebut ikatan hidrogen intramolekul atau didalam molekul, seperti molekul H2O dengan molekul H2O. Ikatan hidrogen, juga terbentuk pada pada antar molekul seperti molekul NH3, CH3CH2OH dengan molekul H2O, ikatan yang semacam ini disebut dengan ikatan hidrogen intermolekul.
Sebagai gambaran, di apotik umumnya dijual alkohol 70% atau etanol, digunakan untuk membersihkan bagian tubuh agar terbebas dari kuman.Tentunya berbeda dengan etanol murni. Perbedaan berdasarkan komposisi larutan tersebut, untuk yang murni hanya terdapat molekul etanol, sedangkan untuk etanol 70% mengandung etanol 70 bagian dan 30 bagiannya adalah air. Untuk etanol murni terjadi ikatan hidrogen antar molekul etanol, sedangkan yang 70% terjadi ikatan antara molekul etanol dengan air.
Gambar 2.1.3 : Ikatan hidrogen intramolekul dalam etanol dan intermolekul antara etanol dengan air
Pembuktian adanya ikatan hidrogen diketahui dari kajian tentang titik didih. Kajian dilakukan terhadap molekul yang memiliki atom hidrogen seperti CH4, SiH4, GeH4,SnH4 dan PbH4 dikelompokan kedalam group 1 dan PH3, NH3, HF, dan H2O masuk dalam group 2.
Ternyata untuk group 1 titik didihnya semakin meningkat dan diketahui interaksi yang terjadi karena atom-atom yang berikatan semakin polar, sehingga interaksi dipol-dipol semakin besar dan meningkatkan titik didihnya (CH4, SiH4, GeH4,SnH4 dan PbH4). Sedangkan dalam group 2, atom-atom yang berikatan dengan hidrogen yaitu atom P, N, O dan F seluruhnya memiliki pasangan elektron bebas atau memiliki elektronegatifitas yang besar, sehingga ikatan antar molekul dapat terjadi. Semakin kuatnya ikatan hidrogen yang terbentuk menyebabkan terjadinya kenaikan titik didih. Sehingga molekul pada group 2 memiliki titik didih lebih besar dibandingkan dengan molekul pada group 1. Jika kita membandingkan senyawa-senyawa di dalam group 2, antara molekul PH3 dan NH3 memiliki 1 (satu) pasangan elektron bebas, untuk molekul H2O memiliki 2 (dua) pasangan elektron bebas. Titik didih air lebih besar dibandingkan dengan molekul PH3 dan NH3.
Dalam kasus ini molekul air lebih memiliki peluang yang lebih besar untuk membentuk ikatan hidrogen. Kecenderungan kenaikan titik didih akibat adanya ikatan hidrogen disajikan pada Gambar 2.1.4.
2.2 PEMBENTUKAN IKATAN HIDROGEN
Asal mula ikatan hidrogen terdapat pada unsur yang membentuk senyawa dengan hidrogen yaitu hidrida. Jika mem-plot-kan titik didih hidrida unsur golongan 4, akan menemukan bahwa titik didih tersebut naik seiring dengan menurunnya letak unsur pada golongan.
Kenaikan titik didih terjadi karena molekul memperoleh lebih banyak elektron dan karena itu kekuatan dispersi van der walls menjadi lebih besar. Jika mengulangi hal yang sama untuk hidrida golongan 5, 6, 7 sesuatu yang aneh terjadi.
Gambar 2.2.1 : Kenaikan titik didih
Meskipun secara umum kecenderungannya sama persis dengan yang terjadipada golongan 4 (dengan Alkohol yang sama), titik didih hidrida unsur pertama pada tiap golongan melonjak tinggi secara tidak normal. Pada kasus NH3, H2O dan HF seharusnya terjadi penambahan gaya dayatarik antarmolekul, yang secara signifikan memerlukan energi kalor untuk memutuskannya. Gaya antarmolekul yang kuat ini digambarkan dengan ikatan hidrogen.

2.3 SIFAT-SIFAT IKATAN HIDROGEN
Ikatan hidrogen memiliki beberapa sifat diantaranya ialah titik didih dan titik lebur yang tinggi, tegangan permukaan yang tinggi, panas penguapan yang tinggi, panas pengembunan yang tinggi, dan panas jenis yang tinggi.
Molekul-molekul senyawa polar yang mengandung hidrogen dapat stabil dalam kristalnya karena adanya ikatan hidrogen. Dalam membahas pengaruh ikatan hidrogen yang terjadi dalam kristal senyawa polar, perlu ditinjau lebih dahulu struktur dimer dari molekul tersebut di dalam fasa gas. Sebagai contoh dapat dipergunakan dimer dari HF dan H2O. Pada dimer HF dapat dilihat bahwa panjang ikatan Ha-Fa dan panjang ikatan Hb-Fb adalah sama yaitu 0,92 A dan ikatan Fa…. Hb-Fb adalah linier. Sudut θ biasanya berkisar antara 100° sampai 120°. Pada dimer H2O dapat dilihat bahwa ikatan O…..H-O linier. Dalam kristalnya, HF merupakan rantai berbenyuk zigzag dengan ikatan hydrogen. Walaupun ikatan hidrogen merupakan ikatan yang lemah, tetapi ikatan hidrogen tersebut mempengaruhi beberapa sifat fisika hidrida seperti berikut:
Jumlah elektron
Hidrida golongan
IV A
Td
Hidrida golongan
V A
Td
Hidrida golongan
VI A
Td
Hidrida golongan
VII A
Td
10
CH4
-164
NH3
-33
H2O
+100
HF
+20
18
SiH4
-112
PH3
-87
H2S
-61
HCl
-85
36
GeH4
-90
AsH3
-55
H2Se
-41
HBr
-67
54
SnH2
-50
SbH3
-18
H2Te
-2
HI
-35

Bila antara molekul-molekul hidrida pada tabel di atas hanya terdapat gaya van der waals, dapat diharapkan bahwa dalam 1 golongan, titik didih hidrida akan meningkat sesuai dengan bertambahnya jumlah elektron yang terdapat di dalam molekul hidrida tersebut. Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa NH3, H2O, dan HF yang merupakan hidrida paling ringan dalam golongannya, mempunyai titik didih yang jauh lebih tinggi dari yang diharapkan.penyimpangan tersebut disebabkan karena adanya ikatan hidrogen antar molekul-molekul yang polar, NH3, H2O, dan HF dapat membentuk polimer (NH3)n, (H2O)n, dan (HF)n. Untuk memutuskan ikatan hidrogen tersebut diperlukan energi lebih banyak dan ini berarti bahwa titik didih menjadi lebih tinggi. Titik didih dan titik beku hidrida unsur golongan IVA, tidak mengalami penyimpangan karena molekul-molekulnya nonpolar dan tidak membentuk ikatan hidrogen.
Bila diurutkan, penyimpangan titik didih NH3, H2O, dan HF dari titik didih hidrida pada periode bentuknya dalam golongan yang sama adalah H2O>NH3>HF. Urutan penyimpangan titik didih tersebut disebabkan karena atom N dalam molekul NH3 hanya mempunyai 1 pasang elektron bebas, sedangkan atom O dalam molekul H2O mempunyai 2 pasang electron bebas yang dapat disumbangkan pada atom hidrogen untuk membentuk ikatan hydrogen.
Karena keelektronegatifan atom O lebih besar dari keelektronegatifan atom N, maka ikatan hidrogen pada N-H …. N lebih lemah dari ikatan hidrogen pada O-H…. O. Walaupun ikatan hidrogen pada F-H …. F lebih besar dari pada keelektronegatifan O, tetapi karena molekul HF hanya mempunyai 1 atom H sedangkan H2O mempunyai 2 atom H yang dapat membentukikatan hidrogen maka penyimpangan titik didih HF juga lebih kecil dibandingkan dengan penyimpangan titik didih H2O. Anomali pada H2O massa jenis es adalah 0,5 g/cm3 dan setelah es melebur menjadi air, maka massa jenis air adalah maksimum pada 4°C yaitu 1 g/cm3.
Fakta diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
Dari eksperimen dengan sinar X dapat diketahui bahwa dalam kristal, setiap atom O pada molekul H2O dikelilngi oleh 4 atom H dalam bentuk tetrahedral. Dua atom H membentuk ikatan kovalen dengan atom O tersebut dan 2 atom H yang lain membentuk ikatan hidrogen sepertiterlihat pada gambar disamping.                                                                                                                                                 Gambar 2.3.1 : Ikatan hydrogen tetrahedral
Setap molekul H2O akan berikatan dengan 4 molekul H2O yang lain melalui ikatan hidrogen dalam bentuk tetrahedral. Karena ada ikatan hidrogen dalam bentuk tetrahedral tersebut, maka kristal es merupakan struktur berongga. Pada waktu es melebur, sebagian dari ikatan hidrogen tersebut dapat putus, sehingga struktur rongganya mengalami kerusakan. Akibatnya adalah ruangan antara moleku-molekul akan menjadi lebih kecil sehingga volume akan berkurang dan massa jenisnya akan bertambah.
Apabila H2O dipanaskan dari 0°C sampai 4°C, maka makin banyak ikatan hidrogen yang dapat diputuskan sehingga molekul-molekul H2O makin berdekatan satu sama lain dan terjadi kontrasi atau pengurangan volume.
Pada suhu di atas 4°C efek pemuaiannya lebih berperan sehingga volume menjadi lebih besar dan massa jenis menjadi lebih kecil. Pasangan elektron bebas (lone pair electron). Hidrogen dari molekul lain akan berinteraksi dengan pasangan elektron bebas ini membentuksuatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi mulai dari yanglemah (1-2 kJ mol-1) hingga tinggi (>155 kJ mol-1).
Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas antara atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin besar ikatan hidrogen yang terbentuk. Ikatan hidrogen memengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar ikatan hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O), terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam florida (HF) yang seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi perbedaan elektronegativitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi daripada asam florida. Sifat-sifat ikatan Hidrogen antara lain :
1.     Wujud cair, ikatan hidrogen antara satu molekul H2O dengan molekul H2O yang lain mudah putus, akibat gerak termal atom-atom H dan O. Namun dapat tersambung dengan molekul H2O yang letaknya relatif lebih jauh.
2.     Wujud padat, ikatan hidrogennya lebih stabil karena energi termalnya lebih rendah dari energi ikat hidrogen : kristal es (suhunya lebih rendah).                                                                                          Gambar 2.3.2 : Air (cair) dan es (padat)



2.4 CONTOH IKATAN HIDROGEN
Berikut adalah contoh-cotoh ikatan hidrogen :
1.     Ikatan Hidrogen Antar Molekul
a.      Ikatan Hidrogen pada Air
Harus diperhatikan bahwa tiap molekul air dapat berpotensi membentuk empat ikatan hidrogen dengan molekul air disekelilingnya. Terdapat jumlah hidrogen + yang pasti dan pasangan mandiri karena itu tiap masing-masing molekul air dapat terlibat dalam ikatan hidrogen. Hal inilah yang menjadi sebab kenapa titik didih air lebih tinggi dibandingkan amonia atau hidrogen fluorida. Pada kasus amonia, jumlah ikatan hidrogen dibatasi oleh fakta bahwa tiap atom nitrogen hanya mempunyai satu pasang elektron mandiri. Pada golongan molekul amonia, tidak terdapat cukup pasangan mandiri untuk mengelilinginya untuk memuaskan semua hidrogen. Pada hidrogen fluorida, masalah yang muncul adalah kekurangan hidrogen. Pada molekul air, hal itu terpenuhi dengan baik. Air dapat digambarkansebagai sistem ikatan hidrogen yang “sempurna”.
Contoh yang lebih kompleks dari ikatan hydrogen : Hidrasi ion negatif
Ketika sebuah substansi ionik dialarutkan dalam air, molekul air berkelompok disekeliling ion yang terpisah. Proses ini disebut hidrasi. Air seringkali terikat pada ion positif melalui ikatan koordinasi (kovalendativ). Air berikatan dengan ion negatif menggunakan ikatan hidrogen. Meskipun ion negatif rumit, hal itu akan selalu menjadi pasanganmandiri yang mana atom hidrogen dari molekul air dapat membentuk ikatan hidrogen juga.
b.     Ikatan Hidrogen pada Alkohol
Alkohol adalah molekul organik yang mengandung gugus -O-H. Setiap molekul yang memiliki atom hidrogen tertarik secara langsung ke oksigen atau nitrogen adalah ikatan hidrogen yang cakap. Seperti molekul yang akan selalu memiliki titik didih yang tinggi disbandingkan molekul yang berukuran hampir sama yang mengandung gugus -O-H atau -N-H. Ikatan hidrogen membuat molekul lebih melekat (stickier), dan memerlukan lebih banyak energi kalor untuk memisahkannya.
Etanol, CH3CH2-O-H, dan metoksimetana, CH3-O-CH3, keduanya memiliki rumus molekul yang sama, C2H6O. Keduanya memiliki jumlah elektron yang sama, dan panjang molekul yang sama. Daya tarik van der waals (baik antara gaya dispersidan dayatarik dipol-dipol) pada keduanya akan sama. Bagaimanapun, etanol memiliki atom hirogen yang tertarik secara langsung pada oksigen dan oksigen tersebut masih memiliki dua pasangan mandiri seperti pada molekul air. Ikatan hidrogen dapat terjadi antara molekul etanol, meskipun tidak seefektif pada air. Ikatan hidrogen terbatas oleh fakta bahwa hanya ada satu atom hidrogen pada tiap molekul etanol dengan cukup muatan positif. Alkohol seperti juga air , membentuk asosiasi molekul dengan ikatan hidrogen.
Pada metoksimetana, pasangan mandiri pada oksigen masih terdapat disana, tetapi hidrogen tidak cukup muatan positif untuk pembentukan ikatan hidrogen. Kecuali pada beberapa kasus yang tidak biasa, atom hidrogen tertarik secara langsung pada atom yang sangat elektronegatif untuk menjadikan ikatan hidrogen. Titik didih etanol dan metoksimetana menunjukkan pengaruh yang dramatis bahwa ikatan hidrogen lebih melekat pada molekul etanol. Ikatan hidrogen pada etanol menghasilkan titik didih sekitar 100°C.
Sangat penting untuk merealisasikan bahwa ikatan hidrogen eksis pada penambahan (in addition) dayatarik van der waals. Sebagai contoh, semua molekul berikut ini mengandung jumlah elektron yang sama, dan dua yang pertama memiliki panjang yang sama. Titik didih yang paling tinggi butanol berdasarkan pada penambahan ikatan hydrogen. Dengan membandingkan dua alkohol (yang mengandung gugus -O-H), kedua titik didih adalah tinggi karena penambahan ikatan hydrogen berdasarkan pada tertariknya hidrogen secara langsung pada oksigen, tetapi sebenarnya tidak sama. Titik didih 2-metilpropano1-ol tidak cukup tinggi seperti butan-1-ol karena percabangan pada molekul menjadikan dayatarik van der waals kurang efektif dibandingkan pada butan-1-ol yang lebih panjang.
c.      Ikatan hidrogen pada molekul organik yang mengandung nitrogen
Ikatan hidrogen juga terjadi pada molekul organik yang mengandung gugus N-H pendeknya terjadi juga ada amonia. Contohnya adalah molekul sederhana seperti CH3NH2 (metilamin) sampai molekul yang panjang seperti protein dan DNA. Dua untai double helix yang terkenal pada DNA berikatan satu sama lain melalui ikatan hydrogen antara atom hidrogen yang tertarik oleh nitrogen pada salah satu untai, dan pasangan mandiri pada nitrogen atau oksigen yang lain yang terletak pada untai yang lain. Amina-amina primer dan sekunder membentuk ikatan hydrogen, sedang amina tersier tidak, karena tidak lagi mempunyai atom H diatom N-nya. Titik didih dimetil amina (7 C ) lebih tinggi daripada Trimetil Amina (4 C ). Dalam air amina primer dan sekunder bereaksi dengan air. Sebagian besar basa di atas ada dalam bentuk molekul, hingga basanya sangat lemah , tidak seperti (CH3)4NOH.
d.     Ikatan Hidrogen pada Asam Karboksilat
Beberapa asam karboksilat , membentuk dimer dengan ikatan hidrogen baik dalam bentuk uap atau dalam pelarut-pelarut tertentu. Asam karboksilat dalam bentuk uap dan dalam benzena membentuk dimer. Dalam air , ikatan hidrogen terbentuk antara asam asetat dengan air ,tidak dengan molekulnya sendiri.
e.      Amina
Amina-amina primer dan sekunder membentuk ikatan hidrogen, sedang amina tersier tidak, karena tidak lagi mempunyai atom H di atom N nya. Titik didih dimetil amina (7C) lebih tinggi dari pada trimetil amina (4C).
f.      Hidrat Kupri Sulfat , CuSO4, 5H2O
Zat ini bila dipanaskan, mula-mula hanya melepaskan 4 molekul air. Untuk melepaskan molekul air ke 5 diperlukan panas yang tinggi. Hal ini disebabkan karena H2O yang terakhir ini diikat dengan ikatan hydrogen.
CuSO4 . 5H2O à CuSO4 . H2O + 4H2O
Amoniak membentuk garam yang sama [Cu(NH3)4]SO4 . H2O tetapi tidak dikenal CuSO4 . 5NH3 karena NH3 tidak mudah membentuk ikatan hidrogen seperti H2O. Ikatan hidrogen juga terbentuk pada garam-garam hidrat yang lain serta hidrat dari asam-asam dan basa-basa.

2.     Ikatan Hidrogen dalam Molekul
a.      Senyawa Orto subtitusi Benzena
O-Nitrofenil mendidih pada 214°C, lebih rendah dari pada isomer metak (290°C) dan isomer para (279°C). Zat ini juga lebih mudah menguap dalam uap air, lebih sukar larut dalam air dari pada isomer meta dan para. Bentuk Orto-nitropenol mengadakan ikatan hidrogen dalam molekul sedang bentuk meta dan para mengadakan ikatan hidrogen antar molekul, hingga titik didihnya relatif tinggi. Kelarutan yang kecil dalam air dari zat ini disebabkan karena gugus OH dalam molekul tidak bebas lagi. Jadi tidak dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air.
b.     Etil-Aseto Asetat
Pada tahun 1920 Meyer telah berhasil memisahkan kedua bentuk ini dengan jalan destilasi fraksional pada tekanan direndahkan dalam alat dari kuarsa yang sangat bersih. Alkohol biasanya memiliki titik didih lebih tinggi dari pada keton, tetapi bentuk enol titik didihnya lebih rendah dari pada keton dan daya larutnya dalam air rendah serta lebih mudah larut dalam siklo heksana. Hal ini disebabkan karena zat tersebut menutup ikatan hidrogen dalam molekul.
3.     Ikatan Hidrogen dalam Protein dan Asam Nukleat
Protein tersusun dari satuan-satuan asam amino. R dapat berupa gugus metil CH3-, seperti dalam alanine atau gugus yang lebih sulit, seperti Tirosin, dan Metionin.  Gugus -NH2- berikatan dengan –COOH- dari molekul asam amino yang lain. Dengan membentuk ikatan peptida :
-C-NH-
O
Dua asam amino dapat membetuk dipeptida, 3 asam membentuk tripeptida dan seterusnya.
Protein adalah polipeptida dengan beratus-ratus ikatan peptida. Protein berbeda-beda, tergantung dari panjangnya rantai dan bentuk rantainya. Ikatan-ikatan melintang terjadi bila dalam molekul terdapat atom S : =S-S=. Dalam molekul protein terdapat banyak sekali ikatan-ikatan hidrogen yaitu antara gugus –NH - - - O=C. Ikatan hidrogen juga terdapat dalam asam nukleat, misalnya DNA (deoxyribonucleic acid). Asam nukleat DNA tersusun dari satuan H3PO4, deoksirebose dan basa purin (adenine dan guanine) atau pirimidin (sitosin dan timin).

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
·       Ikatan hidrogen adalah sejenis gaya tarik antarmolekulyang terjadi antaradua muatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan.
·       Sifat-sifat ikatan Hidrogen antara lain :
Pada wujud cair, ikatan hidrogen antara satu molekul H2O denganmolekul H2O yang lain mudah putus, akibat gerak termal atom-atom Hdan O, sedangkan pada wujud padat, ikatan hidrogennya lebih stabil karena energi termalnya lebih rendah dari energi ikat hidrogen : kristal es (suhunya lebih rendah).
·       Adapun beberapa contoh dari ikatan hydrogen yaitu  : ikatan antar molekul, ikatan hidrogen dalam molekul, dan ikatan hidrogen dalam protein dan asam nukleat.

3.2 SARAN                                                                                                                                 
Dari hasil pembahasan makalah ini maka dapat disarankan bahwa perlu memperhatikan proses pembentukan ikatan hidrogen dalam setiap molekul karena ikatan hidrogen memiliki kekuatan ikatan yang berbeda-beda pada setiap molekul yang terikat dengannya.