MAKALAH
KIMIA ANORGANIK I
IKATAN
HIDROGEN
DISUSUN OLEH :
BENIFATI ZEBUA
ACC 111 0040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PALANGKA RAYA
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Semua
zat pada dasarnya terdiri dari atom-atom. Di alam terdapat ratusan jenis atom
sesuai dengan jenis unsur alam. Atom-atom sejenis bergabung membentuk molekul
unsur, sementara atom-atom yang berbeda jenis bergabung membentuk molekul
senyawa. Pembentukan molekul-molekul ini terjadi karena adanya ikatan melalui
gaya tarik menarik antar molekul-molekul tersebut. Dalam kimia, ikatan hidrogen
adalah sejenis gaya tarik antarmolekul yang terjadi antara dua muatan listrik
parsial dengan polaritas yang berlawanan.Walaupun lebih kuat dari kebanyakan
gaya antarmolekul, ikatan hidrogen jauh lebih lemah dari ikatan kovalen dan ikatan
ion. Dalam makromolekul seperti protein dan asam nukleat, ikatan ini dapat
terjadi antara dua bagian dari molekul yang sama, dan berperan sebagai penentu
bentuk molekul keseluruhan yang penting. Ikatan hidrogen terjadi ketika sebuah
molekul memiliki atom N, O, atau F yang mempunyai pasangan elektron bebas (lone
pair electron). Hidrogen dari molekul lain akan berinteraksi dengan pasangan
elektron bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan
bervariasi mulai dari yang lemah (1-2 kJ mol-1) hingga tinggi (>155 kJ
mol-1). Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas
antara atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin
besar ikatan hidrogen yang terbentuk. Ikatan hidrogen memengaruhi titik didih
suatu senyawa. Semakin besar ikatan hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya.
Namun, khusus pada air (H2O), terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap
molekulnya. Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam
florida (HF) yang seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling
tinggi perbedaan elektronegativitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi daripada
asam florida.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Apa
pengertian ikatan hidrogen?
2. Bagaimana
proses pembentukan ikatan hidrogen?
3. Apa
saja sifat ikatan hidrogen?
4. Apa
saja contoh ikatan hidrogen?
1.3 TUJUAN
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah yang mengangkat masalah ikatan hidrogen ini yaitu
untuk :
1. Mengetahui
pengertian ikatan hidrogen.
2. Mengetahui
proses pembentukan ikatan hidrogen.
3. Mengetahui
sifat ikatan hidrogen.
4. Mengetahui
contoh ikatan hidrogen.
1.4 MANFAAT
Adapun manfaat
dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui lebih dalam mengenai ikatan hidrogen,
apa itu pengertian ikatan hydrogen, bagaimana sifat dari ikatan hidrogen,
bagaimana pembentukan hidrogen contoh-contoh dari ikatan hidrogen itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN IKATAN HIDROGEN
Ikatan
hidrogen merupakan interaksi diantara molekul-molekul air yang terjadi akibat
gaya tarik antarmolekul antara dua muatan listrik parsial dengan polaritas yang
berlawanan. Ikatan hidrogen seperti interaksi dipol-dipol dari Van der Waals.
Perbedaannya adalah muatan parsial positifnya berasal dari sebuah atom hidrogen
dalam sebuah molekul. Sedangkan muatan parsial negatifnya berasal dari sebuah
molekul yang dibangun oleh atom yang memiliki elektronegatifitas yang besar,
seperti atom Flor (F), Oksigen (O), Nitrogen (N), Belerang (S) dan Posfor (P).
Muatan parsial negatif tersebut berasal dari pasangan elektron bebas yang
dimilikinya. Perhatikan gambar di bawah ini :
Gambar 2.1.1 : Muatan parsial yang berasal dari atom yang
memiliki pasangan elektron bebas.
Ikatan hidrogen lebih kuat dari
gaya antarmolekul lainnya, namun lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen
dan ikatan ion, contoh ikatan hidrogen tampak pada gambar.
Gambar 2.1.2 : Ikatan
hidrogen yang terjadi antar molekul air, dimana muatan parsial positif berasal
dari atom H yang berasal dari salah satu molekul air
Ikatan
hidrogen dapat terjadi inter molekul dan intra molekul. Jika ikatan terjadi
antara atom-atom dalam molekul yang sama maka disebut ikatan hidrogen
intramolekul atau didalam molekul, seperti molekul H2O dengan
molekul H2O. Ikatan hidrogen, juga terbentuk pada pada antar molekul
seperti molekul NH3, CH3CH2OH dengan molekul H2O,
ikatan yang semacam ini disebut dengan ikatan hidrogen intermolekul.
Sebagai gambaran, di apotik umumnya dijual alkohol 70% atau etanol,
digunakan untuk membersihkan bagian tubuh agar terbebas dari kuman.Tentunya
berbeda dengan etanol murni. Perbedaan berdasarkan komposisi larutan tersebut,
untuk yang murni hanya terdapat molekul etanol, sedangkan untuk etanol 70%
mengandung etanol 70 bagian dan 30 bagiannya adalah air. Untuk etanol murni
terjadi ikatan hidrogen antar molekul etanol, sedangkan yang 70% terjadi ikatan
antara molekul etanol dengan air.
Gambar 2.1.3 : Ikatan hidrogen intramolekul dalam etanol dan intermolekul
antara etanol dengan air
Pembuktian
adanya ikatan hidrogen diketahui dari kajian tentang titik didih. Kajian
dilakukan terhadap molekul yang memiliki atom hidrogen seperti CH4,
SiH4, GeH4,SnH4 dan PbH4
dikelompokan kedalam group 1 dan PH3, NH3, HF, dan H2O
masuk dalam group 2.
Ternyata
untuk group 1 titik didihnya semakin meningkat dan diketahui interaksi yang
terjadi karena atom-atom yang berikatan semakin polar, sehingga interaksi
dipol-dipol semakin besar dan meningkatkan titik didihnya (CH4, SiH4,
GeH4,SnH4 dan PbH4). Sedangkan dalam group 2,
atom-atom yang berikatan dengan hidrogen yaitu atom P, N, O dan F seluruhnya
memiliki pasangan elektron bebas atau memiliki elektronegatifitas yang besar,
sehingga ikatan antar molekul dapat terjadi. Semakin kuatnya ikatan hidrogen
yang terbentuk menyebabkan terjadinya kenaikan titik didih. Sehingga molekul
pada group 2 memiliki titik didih lebih besar dibandingkan dengan molekul pada
group 1. Jika kita membandingkan senyawa-senyawa di dalam group 2, antara
molekul PH3 dan NH3 memiliki 1 (satu) pasangan elektron
bebas, untuk molekul H2O memiliki 2 (dua) pasangan elektron bebas.
Titik didih air lebih besar dibandingkan dengan molekul PH3 dan NH3.
Dalam kasus
ini molekul air lebih memiliki peluang yang lebih besar untuk membentuk ikatan
hidrogen. Kecenderungan kenaikan titik didih akibat adanya ikatan hidrogen
disajikan pada Gambar 2.1.4.
2.2 PEMBENTUKAN IKATAN HIDROGEN
Asal mula ikatan
hidrogen terdapat pada unsur yang membentuk senyawa dengan hidrogen yaitu
hidrida. Jika mem-plot-kan titik didih hidrida unsur golongan 4, akan menemukan
bahwa titik didih tersebut naik seiring dengan
menurunnya letak unsur pada golongan.
Kenaikan
titik didih terjadi karena molekul memperoleh lebih banyak elektron dan karena
itu kekuatan dispersi van der walls menjadi lebih besar. Jika mengulangi
hal yang sama untuk hidrida golongan 5, 6, 7 sesuatu yang aneh terjadi.
Gambar
2.2.1 : Kenaikan titik didih
Meskipun
secara umum kecenderungannya sama persis dengan yang terjadipada golongan 4
(dengan Alkohol yang sama), titik didih hidrida unsur pertama pada tiap golongan
melonjak tinggi secara tidak normal. Pada kasus NH3, H2O
dan HF seharusnya terjadi penambahan gaya dayatarik antarmolekul, yang secara
signifikan memerlukan energi kalor untuk memutuskannya. Gaya antarmolekul yang
kuat ini digambarkan dengan ikatan hidrogen.
2.3 SIFAT-SIFAT IKATAN HIDROGEN
Ikatan
hidrogen memiliki beberapa sifat diantaranya ialah titik didih dan titik lebur
yang tinggi, tegangan permukaan yang tinggi, panas penguapan yang tinggi, panas
pengembunan yang tinggi, dan panas jenis yang tinggi.
Molekul-molekul
senyawa polar yang mengandung hidrogen dapat stabil dalam kristalnya karena
adanya ikatan hidrogen. Dalam membahas pengaruh ikatan hidrogen yang terjadi
dalam kristal senyawa polar, perlu ditinjau lebih dahulu struktur dimer dari molekul
tersebut di dalam fasa gas. Sebagai contoh dapat dipergunakan dimer dari HF dan
H2O. Pada dimer HF dapat dilihat bahwa panjang ikatan Ha-Fa dan panjang ikatan
Hb-Fb adalah sama yaitu 0,92 A dan ikatan Fa…. Hb-Fb adalah linier. Sudut θ
biasanya berkisar antara 100° sampai 120°. Pada dimer H2O dapat dilihat bahwa
ikatan O…..H-O linier. Dalam kristalnya, HF merupakan rantai berbenyuk zigzag
dengan ikatan hydrogen. Walaupun ikatan hidrogen merupakan ikatan yang lemah,
tetapi ikatan hidrogen tersebut mempengaruhi beberapa sifat fisika hidrida
seperti berikut:
Jumlah
elektron
|
Hidrida
golongan
IV
A
|
Td
|
Hidrida
golongan
V
A
|
Td
|
Hidrida
golongan
VI
A
|
Td
|
Hidrida
golongan
VII
A
|
Td
|
10
|
CH4
|
-164
|
NH3
|
-33
|
H2O
|
+100
|
HF
|
+20
|
18
|
SiH4
|
-112
|
PH3
|
-87
|
H2S
|
-61
|
HCl
|
-85
|
36
|
GeH4
|
-90
|
AsH3
|
-55
|
H2Se
|
-41
|
HBr
|
-67
|
54
|
SnH2
|
-50
|
SbH3
|
-18
|
H2Te
|
-2
|
HI
|
-35
|
Bila
antara molekul-molekul hidrida pada tabel di atas hanya terdapat gaya van der waals,
dapat diharapkan bahwa dalam 1 golongan, titik didih hidrida akan meningkat
sesuai dengan bertambahnya jumlah elektron yang terdapat di dalam molekul
hidrida tersebut. Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa NH3, H2O, dan HF yang
merupakan hidrida paling ringan dalam golongannya, mempunyai titik didih yang
jauh lebih tinggi dari yang diharapkan.penyimpangan tersebut disebabkan karena adanya
ikatan hidrogen antar molekul-molekul yang polar, NH3, H2O, dan HF dapat
membentuk polimer (NH3)n, (H2O)n, dan (HF)n. Untuk memutuskan ikatan hidrogen
tersebut diperlukan energi lebih banyak dan ini berarti bahwa titik didih
menjadi lebih tinggi. Titik didih dan titik beku hidrida unsur golongan IVA,
tidak mengalami penyimpangan karena molekul-molekulnya nonpolar dan tidak membentuk
ikatan hidrogen.
Bila
diurutkan, penyimpangan titik didih NH3, H2O, dan HF dari
titik didih hidrida pada periode bentuknya dalam golongan yang sama adalah H2O>NH3>HF.
Urutan penyimpangan titik didih tersebut disebabkan karena atom N dalam molekul
NH3 hanya mempunyai 1 pasang elektron bebas, sedangkan atom O dalam
molekul H2O mempunyai 2 pasang electron bebas yang dapat
disumbangkan pada atom hidrogen untuk membentuk ikatan hydrogen.
Karena
keelektronegatifan atom O lebih besar dari keelektronegatifan atom N, maka ikatan
hidrogen pada N-H …. N lebih lemah dari ikatan hidrogen pada O-H…. O. Walaupun
ikatan hidrogen pada F-H …. F lebih besar dari pada keelektronegatifan O,
tetapi karena molekul HF hanya mempunyai 1 atom H sedangkan H2O
mempunyai 2 atom H yang dapat membentukikatan hidrogen maka penyimpangan titik
didih HF juga lebih kecil dibandingkan dengan penyimpangan titik didih H2O.
Anomali pada H2O massa jenis es adalah 0,5 g/cm3 dan setelah es melebur
menjadi air, maka massa jenis air adalah maksimum pada 4°C yaitu 1 g/cm3.
Fakta
diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
Dari
eksperimen dengan sinar X dapat diketahui bahwa dalam kristal, setiap atom O
pada molekul H2O dikelilngi oleh 4 atom H dalam bentuk tetrahedral. Dua atom H
membentuk ikatan kovalen dengan atom O tersebut dan 2 atom H yang lain membentuk
ikatan hidrogen sepertiterlihat pada gambar disamping. Gambar 2.3.1 : Ikatan hydrogen tetrahedral
Setap
molekul H2O akan berikatan dengan 4 molekul H2O yang lain melalui ikatan
hidrogen dalam bentuk tetrahedral. Karena ada ikatan hidrogen dalam bentuk tetrahedral
tersebut, maka kristal es merupakan struktur berongga. Pada waktu es melebur,
sebagian dari ikatan hidrogen tersebut dapat putus, sehingga struktur rongganya
mengalami kerusakan. Akibatnya adalah ruangan antara moleku-molekul akan
menjadi lebih kecil sehingga volume akan berkurang dan massa jenisnya akan
bertambah.
Apabila
H2O dipanaskan dari 0°C sampai 4°C, maka makin banyak ikatan hidrogen yang
dapat diputuskan sehingga molekul-molekul H2O makin berdekatan satu sama lain
dan terjadi kontrasi atau pengurangan volume.
Pada
suhu di atas 4°C efek pemuaiannya lebih berperan sehingga volume menjadi lebih
besar dan massa jenis menjadi lebih kecil. Pasangan elektron bebas (lone pair
electron). Hidrogen dari molekul lain akan berinteraksi dengan pasangan
elektron bebas ini membentuksuatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan
bervariasi mulai dari yanglemah (1-2 kJ mol-1) hingga tinggi (>155 kJ
mol-1).
Kekuatan
ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas antara
atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin besar
ikatan hidrogen yang terbentuk. Ikatan hidrogen memengaruhi titik didih suatu
senyawa. Semakin besar ikatan hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya.
Namun, khusus pada air (H2O), terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya.
Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam florida
(HF) yang seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi
perbedaan elektronegativitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi daripada
asam florida. Sifat-sifat ikatan Hidrogen antara lain :
1.
Wujud
cair, ikatan hidrogen antara satu molekul H2O dengan molekul H2O yang lain
mudah putus, akibat gerak termal atom-atom H dan O. Namun dapat tersambung
dengan molekul H2O yang letaknya relatif lebih jauh.
2. Wujud
padat, ikatan hidrogennya lebih stabil karena energi termalnya lebih rendah
dari energi ikat hidrogen : kristal es (suhunya lebih rendah). Gambar 2.3.2 : Air (cair) dan es (padat)
2.4
CONTOH IKATAN HIDROGEN
Berikut
adalah contoh-cotoh ikatan hidrogen :
1. Ikatan
Hidrogen Antar Molekul
a. Ikatan
Hidrogen pada Air
Harus diperhatikan bahwa tiap molekul
air dapat berpotensi membentuk empat ikatan hidrogen dengan molekul air disekelilingnya.
Terdapat jumlah hidrogen + yang pasti dan pasangan mandiri karena itu tiap
masing-masing molekul air dapat terlibat dalam ikatan hidrogen. Hal inilah yang
menjadi sebab kenapa titik didih air lebih tinggi dibandingkan amonia atau
hidrogen fluorida. Pada kasus amonia, jumlah ikatan hidrogen dibatasi oleh
fakta bahwa tiap atom nitrogen hanya mempunyai satu pasang elektron mandiri.
Pada golongan molekul amonia, tidak terdapat cukup pasangan mandiri untuk mengelilinginya
untuk memuaskan semua hidrogen. Pada hidrogen fluorida, masalah yang muncul
adalah kekurangan hidrogen. Pada molekul air, hal itu terpenuhi dengan baik.
Air dapat digambarkansebagai sistem ikatan hidrogen yang “sempurna”.
Contoh yang lebih kompleks dari ikatan hydrogen
: Hidrasi ion negatif
Ketika sebuah substansi ionik dialarutkan
dalam air, molekul air berkelompok disekeliling ion yang terpisah. Proses ini
disebut hidrasi. Air seringkali terikat pada ion positif melalui ikatan
koordinasi (kovalendativ). Air berikatan dengan ion negatif menggunakan ikatan hidrogen.
Meskipun ion negatif rumit, hal itu akan selalu menjadi pasanganmandiri yang
mana atom hidrogen dari molekul air dapat membentuk ikatan hidrogen juga.
b. Ikatan
Hidrogen pada Alkohol
Alkohol adalah molekul organik yang
mengandung gugus -O-H. Setiap molekul yang memiliki atom hidrogen tertarik
secara langsung ke oksigen atau nitrogen adalah ikatan hidrogen yang cakap. Seperti
molekul yang akan selalu memiliki titik didih yang tinggi disbandingkan molekul
yang berukuran hampir sama yang mengandung gugus -O-H atau -N-H. Ikatan
hidrogen membuat molekul lebih melekat (stickier), dan memerlukan lebih banyak
energi kalor untuk memisahkannya.
Etanol, CH3CH2-O-H, dan metoksimetana,
CH3-O-CH3, keduanya memiliki rumus molekul yang sama, C2H6O. Keduanya memiliki
jumlah elektron yang sama, dan panjang molekul yang sama. Daya tarik van der waals
(baik antara gaya dispersidan dayatarik dipol-dipol) pada keduanya akan sama. Bagaimanapun,
etanol memiliki atom hirogen yang tertarik secara langsung pada oksigen dan
oksigen tersebut masih memiliki dua pasangan mandiri seperti pada molekul air.
Ikatan hidrogen dapat terjadi antara molekul etanol, meskipun tidak seefektif
pada air. Ikatan hidrogen terbatas oleh fakta bahwa hanya ada satu atom
hidrogen pada tiap molekul etanol dengan cukup muatan positif. Alkohol seperti
juga air , membentuk asosiasi molekul dengan ikatan hidrogen.
Pada metoksimetana, pasangan mandiri
pada oksigen masih terdapat disana, tetapi hidrogen tidak cukup muatan positif
untuk pembentukan ikatan hidrogen. Kecuali pada beberapa kasus yang tidak
biasa, atom hidrogen tertarik secara langsung pada atom yang sangat elektronegatif
untuk menjadikan ikatan hidrogen. Titik didih etanol dan metoksimetana
menunjukkan pengaruh yang dramatis bahwa ikatan hidrogen lebih melekat pada
molekul etanol. Ikatan hidrogen pada etanol menghasilkan titik didih sekitar 100°C.
Sangat penting untuk merealisasikan
bahwa ikatan hidrogen eksis pada penambahan (in addition) dayatarik van der waals.
Sebagai contoh, semua molekul berikut ini mengandung jumlah elektron yang sama,
dan dua yang pertama memiliki panjang yang sama. Titik didih yang paling tinggi
butanol berdasarkan pada penambahan ikatan hydrogen. Dengan membandingkan dua
alkohol (yang mengandung gugus -O-H), kedua titik didih adalah tinggi karena
penambahan ikatan hydrogen berdasarkan pada tertariknya hidrogen secara
langsung pada oksigen, tetapi sebenarnya tidak sama. Titik didih 2-metilpropano1-ol
tidak cukup tinggi seperti butan-1-ol karena percabangan pada molekul
menjadikan dayatarik van der waals kurang efektif dibandingkan pada butan-1-ol
yang lebih panjang.
c. Ikatan
hidrogen pada molekul organik yang mengandung nitrogen
Ikatan hidrogen juga terjadi pada
molekul organik yang mengandung gugus N-H pendeknya terjadi juga ada amonia.
Contohnya adalah molekul sederhana seperti CH3NH2 (metilamin) sampai molekul yang
panjang seperti protein dan DNA. Dua untai double helix yang terkenal pada DNA
berikatan satu sama lain melalui ikatan hydrogen antara atom hidrogen yang
tertarik oleh nitrogen pada salah satu untai, dan pasangan mandiri pada
nitrogen atau oksigen yang lain yang terletak pada untai yang lain. Amina-amina
primer dan sekunder membentuk ikatan hydrogen, sedang amina tersier tidak,
karena tidak lagi mempunyai atom H diatom N-nya. Titik didih dimetil amina (7 C
) lebih tinggi daripada Trimetil Amina (4 C ). Dalam air amina primer dan
sekunder bereaksi dengan air. Sebagian besar basa di atas ada dalam bentuk
molekul, hingga basanya sangat lemah , tidak seperti (CH3)4NOH.
d. Ikatan
Hidrogen pada Asam Karboksilat
Beberapa asam karboksilat , membentuk
dimer dengan ikatan hidrogen baik dalam bentuk uap atau dalam pelarut-pelarut
tertentu. Asam karboksilat dalam bentuk uap dan dalam benzena membentuk dimer. Dalam
air , ikatan hidrogen terbentuk antara asam asetat dengan air ,tidak dengan
molekulnya sendiri.
e. Amina
Amina-amina primer dan sekunder
membentuk ikatan hidrogen, sedang amina tersier tidak, karena tidak lagi
mempunyai atom H di atom N nya. Titik didih dimetil amina (7C) lebih tinggi
dari pada trimetil amina (4C).
f. Hidrat
Kupri Sulfat , CuSO4, 5H2O
Zat
ini bila dipanaskan, mula-mula hanya melepaskan 4 molekul air. Untuk melepaskan
molekul air ke 5 diperlukan panas yang tinggi. Hal ini disebabkan karena H2O
yang terakhir ini diikat dengan ikatan hydrogen.
CuSO4 . 5H2O à
CuSO4 . H2O + 4H2O
Amoniak membentuk garam yang sama
[Cu(NH3)4]SO4 . H2O tetapi tidak dikenal CuSO4 . 5NH3 karena NH3 tidak mudah
membentuk ikatan hidrogen seperti H2O. Ikatan hidrogen juga terbentuk pada
garam-garam hidrat yang lain serta hidrat dari asam-asam dan basa-basa.
2. Ikatan
Hidrogen dalam Molekul
a. Senyawa
Orto subtitusi Benzena
O-Nitrofenil mendidih pada 214°C, lebih
rendah dari pada isomer metak (290°C) dan isomer para (279°C). Zat ini juga
lebih mudah menguap dalam uap air, lebih sukar larut dalam air dari pada isomer
meta dan para. Bentuk Orto-nitropenol mengadakan ikatan hidrogen dalam molekul
sedang bentuk meta dan para mengadakan ikatan hidrogen antar molekul, hingga
titik didihnya relatif tinggi. Kelarutan yang kecil dalam air dari zat ini
disebabkan karena gugus OH dalam molekul tidak bebas lagi. Jadi tidak dapat
membentuk ikatan hidrogen dengan air.
b. Etil-Aseto
Asetat
Pada tahun 1920 Meyer telah berhasil
memisahkan kedua bentuk ini dengan jalan destilasi fraksional pada tekanan
direndahkan dalam alat dari kuarsa yang sangat bersih. Alkohol biasanya memiliki
titik didih lebih tinggi dari pada keton, tetapi bentuk enol titik didihnya
lebih rendah dari pada keton dan daya larutnya dalam air rendah serta lebih
mudah larut dalam siklo heksana. Hal ini disebabkan karena zat tersebut menutup
ikatan hidrogen dalam molekul.
3. Ikatan
Hidrogen dalam Protein dan Asam Nukleat
Protein
tersusun dari satuan-satuan asam amino. R dapat berupa gugus metil CH3-,
seperti dalam alanine atau gugus yang lebih sulit, seperti Tirosin, dan
Metionin. Gugus -NH2- berikatan dengan
–COOH- dari molekul asam amino yang lain. Dengan membentuk ikatan peptida :
-C-NH-
O
Dua
asam amino dapat membetuk dipeptida, 3 asam membentuk tripeptida dan
seterusnya.
Protein adalah polipeptida dengan
beratus-ratus ikatan peptida. Protein berbeda-beda, tergantung dari panjangnya
rantai dan bentuk rantainya. Ikatan-ikatan melintang terjadi bila dalam molekul
terdapat atom S : =S-S=. Dalam molekul protein terdapat banyak sekali
ikatan-ikatan hidrogen yaitu antara gugus –NH - - - O=C. Ikatan hidrogen juga
terdapat dalam asam nukleat, misalnya DNA (deoxyribonucleic acid). Asam nukleat
DNA tersusun dari satuan H3PO4, deoksirebose dan basa purin (adenine dan
guanine) atau pirimidin (sitosin dan timin).
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
· Ikatan
hidrogen adalah sejenis gaya tarik antarmolekulyang terjadi antaradua muatan
listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan.
· Sifat-sifat
ikatan Hidrogen antara lain :
Pada
wujud cair, ikatan hidrogen antara satu molekul H2O denganmolekul H2O yang lain
mudah putus, akibat gerak termal atom-atom Hdan O, sedangkan pada wujud padat,
ikatan hidrogennya lebih stabil karena energi termalnya lebih rendah dari
energi ikat hidrogen : kristal es (suhunya lebih rendah).
· Adapun
beberapa contoh dari ikatan hydrogen yaitu
: ikatan antar molekul, ikatan hidrogen dalam molekul, dan ikatan hidrogen
dalam protein dan asam nukleat.
3.2 SARAN
Dari
hasil pembahasan makalah ini maka dapat disarankan bahwa perlu memperhatikan
proses pembentukan ikatan hidrogen dalam setiap molekul karena ikatan hidrogen
memiliki kekuatan ikatan yang berbeda-beda pada setiap molekul yang terikat
dengannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar